fakta dan analisa

coba lihat bagaimana fakta dilapangan dan laporan yang sampai tuk dianalisa bagaimana follow up nya...

Kamis, 17 November 2011

MENGAMBIL MINYAK ATSIRI (DARI TUMBUHAN), LEBIH MUDAH DENGAN ENFLEURASI

Ekstraksi Minyak Atsiri Dengan Metode Enfleurasi
Enfleurasi adalah proses ekstraksi minyak atsiri dengan menggunakan lemak padat pada suhu rendah yang pada dasarnya menggunakan prisnsip absorbsi. Metode ini digunakan untuk mengekstrak minyak bunga-bungaan seperti melati, sedap malam dan jenis lainnya.
Minyak dari bungan-bungan sangat cocok diekstrak dengan metode enfluerasi karena sifat bunga yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan menghasilkan minyak yang menguap dengan waktu singkat walaupun sudah dipetik. Selain itu, kegiatan bunga akan terhenti dan mati bila terkena panas atau terendam dalam pelarut organik, sehingga metode ekstraksi pada suhu tinggi atau yang menggunakan pelarut akan menghasilkan rendemen yang rendah bila diterapkan sebagai metode ektraksi minyak dari bunga-bungaan.
Syarat-syatat lemak yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis lemak untuk metode ini diantaranya adalah :
1.Lemak tidak berbau, karena bila berbau akan mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan. Bila yang ada hanya lemak yang berbau maka terlebih dahulu harus dilakukan proses deodorisasi terhadap lemak tersebut.
2.Konsistensi lemak yang sesuai, karena lemak yang terlalu keras akan memiliki daya absorbsi yang rendah, sedangkan bila terlalu lunak, maka lemak akan banyak melekat pada bunga dan susah untuk dipisahkan. Pengaturan konsistensi lemak ini bisa dilakukan dengan mencampur beberapa jenis lemak bisa lemak nabati maupun hewani.
3.Lemak harus halal karena dibeberapa negara masalah kehalalan sangat diperhatikan.
4.Harga lemak yang akan digunakan, bila minyak yang dihasilkan terletak pada kelas mutu yang sama maka tentunya harga lemak yang murah tentu jadi pilihan.
Sumber :
Ketaren, S.1986. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta
MAU VIDEO, TEKNIS MEMBUATNYA? KONTAK sugianto_gik@yahoo.com Hp 081313430785

Gliserin :

Gliserin lebih berharga daripada sabun, sehingga sebagian besar industri mengambil gliserin dan menyisakan sedikit gliserin didalam sabun, untuk menjaga sabun tetap membuatnya lembut dan halus.
bila kita perhatikan , kenapa industry sabun mampu menjual produk dengan harga yang sangat murah dengan bahan pelengkap produknya relative mahal, belum lagi iklan tak henti-henti di media masa, semua itu membutuhkan biaya yang tidak kecil.
Bisakah kita bersaing dengan mereka ? meskipun kita sudah memotong jalur promosi yang biayanya berjuta /milayar , bisakah bersaing dengan hanya dengan mengandalkan cara-cara membuat sabun di internet? Rasa terlalu berat mimpi kita menjadi sebuah kenyataan , mengapa?
Ada langkah penting yang mereka lakukan tapi tidak anda lakukan !
Mari kita perhatikan reaksi kimianya :

FA + NaOH —> Soap + Water
Oil + 3 NaOH —> 3 Soap + Glycerol/gliserin


Bahan yang kita gunakan biasanya minyak , pasti reaksinya menghasilkan gliserin/ gliserol, dan ini tidak pernah kita ambil, industry /pabrik mengambilnya untuk dijual denga harga yang cukup mahal, bahkan sebagian besar industry mengangap bahwa sabu adalah produk samping, produk utamanya adalah gliserin.

Yang seharusnya kita lakukan bila membuat sabun adalah menghasilkan sabun yang berkualitas dan jangan pernah dilupakan bahwa didalam reaksinya juga menghasilkan gliserin yang juga mempunyai nilai ekonomi tinggi, jangan pernah sia-siakan dia.

mau tahu caranya ?
kontak : sugianto_gik@yahoo.com sugianto.gik256@gmail.com HP : 081313430785


CERMATI DETERGEN BUBUK ANDA


Dicari Distributor U/ Wilyah Bali sekitarnya...................Produk Home Industri Detergen Bubuk matic MURAH.cocok untuk usaha laundry, perhotelan, rumah makan dsb.Harga Rp 5.800 /kg atau Rp 290.000/zak isi 5 Kg
Jangan tergiur hanya dengan harga yang murah, kesehatan dan keselamatan anda jauh lebih penting !
Analisis kelayakan detergen anda, Perhatikan formula berikut:
Dasar perhitungan untuk sekali adonan sebanyak 10 Kg.
Formula 1 :
NP-30 = 15% x 10 Kg = 1,5 kg
Emal-10 = 6,5% x 10 Kg = 0,65 Kg
Soda abu = 6% x 10 kg = 0,8 kg
STPP = 3% x 10 kg = 0,3 kg
Sodium sulfat = 69,3 % = 6,93 Kg
Parfum = 0,2% x 10 kg = 0,20kg = 20 g
Formula 2
NP-30 = 14 % = 1,4 Kg
Emal-10 = 7% = 0,7 Kg
Soda abu = 3% = 0,3 Kg
STTP = 3% = 0,3 kg
Sodium Sulfat = 70,75% = 7,075 kg
Parfum = 0,25% = 0,024 kg = 25 g
Formula 3
NP-30 = 10% = 1kg
Emal-10 =10%= 1kg
Soda abu = 5 % = 0,5 Kg
STPP = 3% = 0,3 kg
Sodium Sulfat = 71,7% = 7,17 kg
Parfum = 0,3 % = 0,03 kg =30 g
perhatikan bahan aktif (sufaktan)yang ada di formula tersebut?
• untuk detergen bukan mesin cuci bahan aktif minimal 18 % (SNI)
• bahan aktif yang ada dalam formula tersebut adalah NP-10 dan emal 30,
mari kita buka literaure:
Emal 30 dan N 10 kedua sering kali di sebut dengan texapon (sodium lauryl sulfat) hanya saja kadar yang dijual berbeda beda, kode 10, 25, 30, 40 70 seringkali digunakan untuk menunjukan kadar bahan aktif dalam tenapon
Contoh :
Texapon N -70 atau texapon atau N-70atau emal-70 , bila anda lihat spesifikasinya kadar bahan aktif/murninya seitar 70% (68-72%)
• formula 1 berapa bahan aktifnya ? bila anda hitung(matematis) :
o formula I bahan aktif hanya 5,15 %
o formula II bahan aktif hanya 4,90 %
o formula III bahan aktifnya hanya 3,10%
apa sih tugas bahan aktif disini ? bahan aktif detergen mempunyai dua kutub, kutub 1 mengangkat kotoran larut di air, kutub 2 mengangkat kotoran yang tidak larut di air , sehingga formula ini dapat dipastikan kemampuannya mengangkat kotoran sukar larut di air seperti keringat, bagian yang mengandung minyak dll, sangat kecil.
Penambahan NaSO4 sebagai bahan pengisi ? apakah tidak terlalu banyak ? bahan tersebut berasal dari basa kuat dan asam kuat, bila terurai menjadi ion-ion relatif sangat korosif apalagi jumlah yang fantastis? Berbahayakah bagi pemakainya ?
Itulah sebabnya Pemerintah / Dinas kesehatan membuat standar demi keamanan dan kesehatan masyarakat dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
source:http://sugianto-industri.blogspot.com/2009/08/dapatkan-detergen-yang-layak-digunakan.html

Tidak ada komentar:

ormas

nasiode