fakta dan analisa

coba lihat bagaimana fakta dilapangan dan laporan yang sampai tuk dianalisa bagaimana follow up nya...

Rabu, 30 Juni 2010

renungan ; Tekad

Percayakah anda?

Bahwa kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan asalkan kita terus menginginkannya dan berjuang cukup keras untuk meraihnya.

Selasa, 29 Juni 2010

Pendekar Pendidikan Anak Jalanan

Didit Hari Purnomo

Rabu, 9 Juni 2010 | 09:59 WIB
Oleh Maria Serenade Sinurat

KOMPAS.com - Di mata Didit Hari Purnomo (52), pendidikan harus bisa diakses oleh siapa pun, bahkan oleh anak-anak usia belasan tahun yang tak pernah mengenal arti ”rumah” dan kasih sayang. Kesadaran ini memantiknya untuk membentuk Sanggar Alang-Alang, tempat ratusan anak jalanan di Kota Surabaya belajar tentang kehidupan.

Sejak berdiri 16 April 1999, Sanggar Alang-Alang (SAA) tetap setia pada tujuan awal, yakni menyediakan pendidikan gratis untuk anak-anak jalanan. Di SAA, anak jalanan disebut dengan anak negeri.

SAA menjadi rumah tempat makanan, seragam, ruang belajar, dan ruang bermain cuma-cuma bagi mereka. Didit menyebut SAA sebagai pendidikan berbasis keluarga.

Di sanggar, Didit menjadi bapak. Istrinya, Budha Ersa, sebagai mama. Sebanyak 187 anak usia 6-17 tahun di SAA adalah bagian dari keluarga besar. Untuk menggantikan biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), Didit hanya menuntut satu hal dari anak-anaknya, yakni bersikap sopan.

Setiap masuk sanggar, anak-anak selalu dalam kondisi bersih. Mereka menyalami dan memeluk satu sama lain dan menghindari kata-kata kasar dan jorok. Bagi Didit, ini bagian dari pendidikan perilaku.

”Jika setiap hari selama sebelas tahun, seorang anak jalanan bisa diajar berperilaku sopan, tentu perilakunya akan berubah,” ujar pensiunan pegawai TVRI ini.

Pendidikan perilaku hanya satu dari pelajaran yang diajarkan di SAA. Meskipun Matematika diajarkan, SAA menitikberatkan pada ilmu-ilmu praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan anak jalanan.

”Belajar bukan hanya teori, melainkan soal implementasi. Ini yang dibutuhkan anak jalanan agar tidak kembali ke jalan,” katanya.

Hingga kini, setidaknya empat program sudah dijalankan, yakni bimbingan belajar anak sekolah dan putus sekolah, bimbingan anak berbakat, bimbingan anak perempuan rawan, dan bimbingan ibu dan anak negeri.

Pendidikan praktis

Keempat program ini difokuskan pada pengetahuan praktis. Misalnya saja, bimbingan anak perempuan rawan yang ditujukan untuk anak jalanan perempuan dan pekerja rumah tangga.

Setiap tiga hari dalam seminggu, tim SAA menyambangi anak jalanan untuk mengajari mereka tentang kesehatan reproduksi, cara membela diri, dan cara melaporkan kepada polisi jika dilecehkan secara seksual.

Lain lagi dengan program Bimbingan Ibu dan Anak Negeri (BIAN). Program ini lahir setelah Didit melihat realitas di lapangan yang keras dan suram. Kemiskinan dan kebodohan telah merenggangkan hubungan orangtua dan anak. Imbasnya, keluarga terpecah, anak-anak pun lari ke jalanan.

Banyak anak yang dieksploitasi oleh orangtuanya untuk bekerja di jalanan. Dalam kaitan ini, BIAN ditujukan untuk anak usia taman kanak-kanak dan ibunya.

Sebagai pengganti kursi, anak-anak duduk di pangkuan ibundanya. Dengan demikian, bukan hanya anak yang belajar, ibu juga belajar meluangkan waktu untuk anaknya.

”Kami berharap, dengan demikian tak ada lagi ibu yang menyuruh anaknya mencari uang di jalan,” kata Didit.

Di luar kelas, anak-anak bisa berlatih alat musik, tari, dan juga tinju. Mereka yang berbakat akan diikutkan kejuaraan tingkat daerah, bahkan nasional. Jika sudah berusia 18 tahun, mereka harus meninggalkan sanggar dan memulai kehidupannya sendiri.

”Jika mereka kembali ke jalan, artinya mereka tidak lulus. Kalau tidak, berarti lulus,” kata Didit.

Pemerintah Kota Surabaya juga mengapresiasi langkah Didit. Apalagi, program rumah singgah Dinas Sosial lebih banyak gagalnya. Program yang dibuat lembaga swadaya masyarakat pun hanya berjalan ketika ada dana.

”Selama ini anak jalanan hanya jadi obyek proyek LSM, sementara miliaran rupiah untuk rumah singgah terbuang percuma,” kata Didit.

SAA juga menjadi rujukan bagi mahasiswa dan dosen yang meneliti metode pendidikan anak jalanan.

Kasih sayang

Bertahan 11 tahun, Didit menyebut satu kunci keberhasilannya. ”Kasih sayang,” kata kakek satu cucu ini.

Kasih sayang adalah pendidikan hidup yang terenggut dari kehidupan anak jalanan. Mereka dialpakan dan dianggap sampah masyarakat. Penilaian ini bagi Didit salah besar. Dia membuktikannya 11 tahun lalu ketika menyambangi Terminal Joyoboyo, tempat berkumpul anak jalanan.

Di balik penampilan anak-anak yang kumuh dan kotor, tersimpan jiwa anak-anak yang mendamba rumah dan perhatian. Jika didekati baik-baik, mereka akan membuka diri.

Hati Didit tergugah melihat anak-anak yang menggelandang sejak kecil. Ada juga anak-anak dari tukang cuci, tukang becak, pencopet, dan kernet bus yang tak pernah diperhatikan.

Di balik toilet Terminal Joyoboyo itulah perjumpaan pertamanya dengan dunia anak jalanan. Pelan tapi pasti, pertemanan mereka terajut, dan setiap malam Didit mulai mengajari banyak hal. Banyak orang menamai mereka ”komunitas sekolah malam”.

Setahun lebih kegiatan itu berjalan hanya bermodalkan niat baik dan sebagian gaji Didit. Barulah tahun 1999, berkat derma dari orangtua murid Surabaya International School, Didit mendapat sumbangan Rp 5 juta. Uang itu dia gunakan untuk mengontrak rumah dua tahun di belakang Terminal Joyoboyo.

Untuk menyokong kehidupan anak-anak, SAA bergantung pada donasi pengusaha. Namun, kini SAA memiliki pendapatan dengan mengisi acara musik dan tari di sekolah.

Yang paling membanggakan bagi Didit, beberapa alumni SAA berhasil berdikari. Adi Hartono, misalnya, diterima di Universitas Negeri Surabaya lewat jalur prestasi. Adi yang enam tahun tinggal di SAA hanya mengikuti kejar paket A dan B, kemudian mendaftar ke sekolah menengah kejuruan.

”Adi yang sebelumnya anak jalanan bisa diterima di pendidikan formal. Saya senang luar biasa,” kata Didit.

Ada lagi, Mu’ad (18). Dua tahun lalu, Kompas bertemu Mu’ad yang mengaku tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Dia buta huruf hingga usia 16 tahun. Namun, kini Mu’ad menjelma menjadi pemuda percaya diri yang terampil menggunakan komputer.

Didit selalu mengibaratkan anak jalanan seperti alang-alang, Dia kian optimistis, alang-alang binaannya memiliki tempat sendiri di masyarakat.
dikutip dari;http://edukasi.kompas.com/read/2010/06/09/09591229/Pendekar.Pendidikan.Anak.Jalanan

Senin, 28 Juni 2010

Peringatan 40 th.IKJ

FSR IKJ adakan Pameran

Jakarta,(28/6) Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta dalam rangka memperingati 40 tahun berdirinya IKJ akan mengadakan acara Pameran besar-besaran.
Dalam pameran ini akan ditampilkan karya terbaik dari IKJ tidak hanya dari tokoh dan mahasiswa IKJ jaman sekarang tetapi juga karya dari tokoh-tokoh terdahulu.
Dalam Pameran IKJ yang disebut sebagai pameran lintas generasi tsb pengunjung akan dapat melihat berbagai karya seni rupa tidak hanya lukisan saja tapi juga karya seni rupa lainnya seperti scenographi dll.
Pada jumpa pers kemarin Ibu Citra Smara Dewi,S.Sn,M.Si. mengatakan dari pameran yang akan diadakan 3-8 Juli 2010, kedepannya diharapkan FSR IKJ akan jauh lebih baik.(h)

Minggu, 27 Juni 2010

Siapa Itu Raden Saleh (2)

Dari IKJ ke Istana Bogor dan Makam Raden Saleh
by; haris

Sungguh enak makan kerak telor
Belinya di Pekan Raya Jakarta
Jalan-jalan ke Istana Bogor
Disana banyak peninggalan sejarah.

Rupanya Raden Saleh adalah seorang yang meninggalkan karya besar. Lukisan adalah bidangnya tapi arsitek dan tata kota juga digelutinya. Rumah peninggalannya yang kini jadi bagian Rumah Sakit PGI Cikini salah satu peninggalannya yang kini mulai perlu 'disentuh' untuk kelestariaannya.
Di Istana Bogor dalam kunjungan kemarin diberi kesempatan pengunjung melihat langsung sebagian karya lukis Raden Saleh beserta karya seniman lukis lainnya.
Istana Bogor yang dalam bahasa Belandanya Buitenzorg (artinya; tempat tanpa gangguan) adalah tempat yang penting bagi Presiden RI pertama Ir. Soekarno , disana juga ada lukisan beliau sendiri.
Raden Saleh meninggal dan dikubur di Bogor setelah melanglang buana ke Erova dan sempat mengawini gadis sana (Nona Winkelman, sumber ;seminar Raden Saleh IKJ jakarta) kembali ke indonesia sekitar th. 1829 dan melukis anatara lain tentang Pangeran Diponegoro dan Gunung Meletus.....(h)

Rabu, 23 Juni 2010

Siapa itu Raden Saleh (1)

Fauzi Bowo Buka Seminar Tentang Raden Saleh
by; Haris
Kalau anda jalan - jalan ke Jakarta, di daerah Taman Ismail Marzuki (TIM) ada sebuah jalan bernama jl. Raden Saleh.
Ya..mungkin banyak yang sudah tahu tentang jalan Raden Saleh, tetapi mungkin sangat sedikit sekali yang mengenal sosok Raden Saleh.
Yang jelas Raden Saleh bukan orang Betawi. Karena kata 'Saleh' dalam bahasa Betawi berkonotasi tidak benar atau salah. Sedangkan 'Saleh' pada nama ini mengarah kepada makna 'taat' atau soleh.
Jadi Raden Saleh bukan dari Betawi.
Lalu darimana? Kalau dilihat kata 'Raden' jelas ini menunjukan tentang status ningrat didaerah jawa.
Kemudian siapa nama lengkap Raden Saleh? Nama lengkapnya Raden Saleh Syarif Bustamam.
Nah, ini dia. Ada kata "Syarif Bustamam" jelas mengarahkan kita ke bahasa Arab. Ya, dia memang masih berdarah Arab.
" Untuk maksud mengeksplorasi dan mengkaji kembali peran dan kontribusi apa saja yang telah diberikan oleh Raden Saleh bagi kemajuan Seni, Budaya dan Ilmu pengetahuan secaralintas perspektif dan lintas disiplin" demikian kata Fauzi Bowo dalam sambutannya disaat membuka seminar.
Persisnya siapa, bagaimana dan apa kiprahnya, kita tunggu pada posting selanjutnya....(h)

diskusi

UU Pelayanan Publik

Jkt (23/6) Lsm MP3 gelar diskusi Tantangan Terhadap UU Pelayanan Publik di Bakoel Coffe Cikini jakarta. Acara ini juga dihadiri oleh Tuna Netra,Tuna Daksa dll. (h)

Peluncuran Buku

Transportasi Jakarta ; Menjemput Maut

Rabu siang (23/6) diadakan acara launching buku Transportasi Jakarta; Menjemput Maut, dilanjutkan dengan tanya jawab bersama penulisnya, Darmaningtiyas di Jakarta Media Center.
Bagi peserta yang mau memiliki bukunya membayar ganti ongkos cetak Rp.35.000,-
Acara ini juga diselingi tayangan slide show tentang keadaan transportasi di jakarta (h).

Selasa, 22 Juni 2010

Peluncuran SSF

Lembaga Dana Lestari Sumatera (SSF) Adakan Penggalangan Dana

Jkt(22/6) Setelah melalui proses yang melibatkan berbagai pihak, lembaga Dana Lestari Sumatera atau Sumatera Sustainability Fund (SSF), selasa malam diluncurkan.
Pada kesempatan yang sama sekaligus juga diadakan penggalangan dana yang berhasil mengumpulkan Rp 100 juta.
Acara ini walau tidak dihadiri oleh semua undangan tapi sempat 'hidup' pada session Lelang Suara. Lagu melayu pun didendangkan setelah sebelumnya tari persembahan ditampilkan.
Pada kesempatan lain Ir.Dian Ahmad Kosasih M.Sc, direktur Freshwater Forest Species WWF Indonesia ketika ditanya wartawan mengatakan tentang perlunya pembangunan yang berkelanjutan yang meliputi ekonomi, tata ruang dan juga melibatkan sektor swasta.
Saat ini Riau, Jambi dan Sumbar (RIMBA) dijadikan sebagai proyek percontohan lanjutnya. (h)

IKJ Jakarta Gelar Jumpa Pers Dan Seminar

(Jkt22/6)Dalam rangka menyambut ulang tahun IKJ yang ke 40, diadakan acara International Seminar tentang Raden Saleh; Artist, Scientist And Genius Between Two Worlds di RS.PGI Cikini Jakarta. Selain itu juga diselenggarakan kegiatan pameran Seni Rupa dengan tema EXPLORATION, 40 Years Journey of FSR IKJ 3-12 Juli 2010 yang akan dibuka oleh Gubernur DKI Bapak Fauzi Bowo.
Dalam Jumpa persnya, Dr.Wagiono Sunarto M.Sc sempat mengatakan tentang kondisi IKJ saat ini yang cukup memprihatinkan.
Diharapkan melalui seminar nanti perhatian dan minat terhadap IKJ akan menjadi lebih baik.
Pada jumpa pers ini juga ditayangkan slide show tentang karya Raden Saleh. Ini adalah moment 200th Raden Saleh. Di seminar nanti juga akan dihadirkan tokoh dari erova yang akan membawakan arsip tentang Raden Saleh yang ada disana. (h)

Minggu, 20 Juni 2010

cso

patria ruu kamnas
Terbitkan Entri

Proyek Sosial Muslim Amerika

Inilah cara baru Muslim Amerika mencitrakan agamanya. Tak perlu banyak bicara, yang penting kerja.

Di Florida bagian selatan, sekelompok mahasiswa Muslim Amerika Serikat menjalankan sebuah organisasi sosial yang disebut Project Downtown. Tujuan proyek itu membantu kelompok fakir miskin dari berbagai latar belakang dan budaya yang berbeda. “Kami ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa mayoritas Muslim Amerika adalah warga negara yang baik dan memberi sumbangan positif kepada Amerika,” ujar Jill Moreida, anggota Project Downtown.

Project Downtown didirikan oleh beberapa kelompok mahasiswa di Miami dua tahun silam. Mereka mulai mengumpulkan uang setelah mengetahui masalah yang terjadi di masyarakat. Mereka antara lain menyediakan makanan bagi kelompok yang membutuhkannya, khususnya para gelandangan/tunawisma. Tidak peduli apa keyakinan agamanya. Sebab, para mahasiswa di Project Downtown memang tidak mempermasalahkan perbedaan keyakinan dengan orang-orang yang mereka tolong.

Moreida mengatakan, LSM-nya tak sekadar membagi-bagi makanan, habis itu selesai. Tapi, pihaknya berusaha untuk membina hubungan dengan mereka. “Kami mendatangi, berteman, dan berbicara dengan mereka. Kami berinteraksi terus-menerus dengan mereka. Kami mengetahui keluarga mereka, dan kami mengetahui ketika mereka sakit,” paparnya. Saat berinteraksi itulah Project Downtown memberikan pemahaman tentang Islam. "Islam adalah rahmat bagi semua," terang Moreida.

Ia memaparkan, semua aksi sosial yang dilakukan oleh kelompoknya semata-mata ikhlas karena Allah. Tidak karena alasan yang lain. ”Mereka mengatakan tidak percaya betapa mengagumkannya kaum Muslim itu,” ujar Moreida.

Cara anggota Project Downtown mencitrakan agama Islam dipuji banyak orang. Tak perlu banyak bicara, yang penting kerja.

Project Downtown kini memiliki cabang di berbagai kota di Amerika, termasuk di Atlanta, negara bagian Georgia. Dana Project Downtown berasal dari berbagai kelompok Muslim di negara bagian itu, termasuk Aliansi Muslim Tampa Bay. Aliansi ini dipimpin oleh Dr Hussein Nagamiya, seorang kardiolog.

Hussein Nagamiya, mengatakan, “Tujuan utama kami adalah memberi makan orang yang kelaparan, menyediakan pakaian bagi kelompok miskin, mencari tahu kebutuhan mereka, karena mereka gelandangan, tidak punya tempat berlindung. Kami memeriksa kesehatan mereka. Kami meneliti penyakit mereka dan mengirim mereka ke klinik gratis,” papar ahli jantung itu.

Nagamiya menyebutkan, ide utama dari aliansi yang dipimpinnya itu adalah memberi makan yang lapar, memberi pakaian yang miskin, dan memenuhi kebutuhan mereka. ”Mereka adalah orang-orang tunawisma dan tidak memiliki tempat untuk dituju,” ujar Nagamiya.

Project Downtown tidak hanya memberi makanan kepada kaum tunawisma. Tapi, mereka juga memeriksakan kesehatannya, dan memberi kendaraan seperti sepeda secara cuma-cuma.

Sejak didirikan dua tahun lalu, anggota Project Downtown terus bertambah. Mereka bergabung di dalam proyek sosial ini demi menyaksikan banyaknya orang yang membutuhkan pertolongan. Hal-hal seperti inilah yang antara lain memotivasi para mahasiswa di Tampa bergabung dengan Project Downtown.Saat ini Tampa memiliki penduduk berjumlah 350 ribu jiwa.Sekitar 11 ribu di antaranya adalah kaum tunawisma.

Andai saja setiap Muslim yang kelebihan rezeki membagikan sebagian rezekinya kepada yang miskin, maka tak akan ada lain kaum yang menderita. Tidak akan ada lagi kelaparan dan gelandangan. Last Updated ( June, 8th 2010 )source:http://majalahgontor.co.id//index.php?option=com_content&task=view&id=271&Itemid=1

Rabu, 16 Juni 2010

seminar kebangsaan

Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kepemudaan & Keolahragaan (LP2K) Indonesia, kamis 17/6/2010 adakan acara seminar tentang pembentukan karakter (caracter building) di gedung JMC jakarta. Acara ini antara lain dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI, bpk. Hajryianto Y.Thohari, utusan dari lembaga Hankam, Kemennegpora, UI dan beberapa peserta dari berbagai kalangan.
Dalam seminar ini antara lain dibicarakan tentang bentuk bangsa yang berkarakter dengan indikator; Iman taqwa, akhlak mulia, bertanggungjawab, Sehat cedas kreatif inovatif dan mandiri, berjiwa pemimpin dan Berdaya saing.
Taqwa dalam arti Berani (berani sabar, berani usaha dll. yg positif), Optimis, Tenang dan Bahagia.
Acara ini dimulai dari jam 10.00 dan diakhiri sekitar jam 13.00 wib. Dan pada tempat lain juga diadakan acara seminar dengan tema yang hampir sama. Saat ini seminar tentang pembentukan karakter dipentingkan dan diadakan.
Pada kesempatan lain Bapak Hajriyanto menyampaikan tentang tujuan pembentukan karakter bangsa dan masalah etika politik, Sportif dan Popularitas dalam pemilihan kepala daerah /pilkada. (H-clubjkt,17/10)

menyorot kinerja DPR

Ingat lagu Iwan Fals, Wakil Rakyat bukan paduan suara...Suara kami tolong dengar dan sampaikan... Wakil Rakyat bukan jago ho-oh..dst kira2 intinya sebuah harapan kepada wakil rakyat yang terhormat. Realita sekarang surat kabar ibukota dan daerah menyorot tentang "Dana aspirasi" anggota DPR. Uang...Uang...dan uang! Dimana-mana orang bicarakan uang. Dimana-mana orang butuh uang! Tapi tugas dan kewajiban tak selalu semata-mata demi uang. Harga diri, hati nurani dan tanggung jawab dibalik segepok uang juga penting. Dan yang lebih penting lagi adalah siapa sebenarnya yang lebih butuh uang disaat sekarang! Tentunya kinerja DPR harus lebih optimal seiring makin kompleksnya persoalan bangsa saat ini. dan tentu saja anggota Dpr harus benar -benar lebih aspiratif dan pintar menyerap persoalan bangsa yang ada. (haris for realita dan analisa17/06/10)

Rabu, 09 Juni 2010

ILMU KUDU.....

ilmu kudu adalah ilmu paling tinggi dari semua ilmu yang ada didunia........
caranya sangat mudah dan tidak pake sarat2 segala........ namun khasiatnya sangat luar biasa Dunia Akherat. caranya tergantung keinginan kita apa.

1. Pengen kaya............KUDU Kerja Keras
2. Pengen selamet........KUDU SABAR
3. Pengen disayang Tuhan ..........KUDU BERIBADAH DAN BERBUAT BAIK
4. Pengen pinter...........KUDU BELAJAR YANG RAJIN
5. Pengen disukai orang.........KUDU BAEK AMA ORANG

tergantung kalian deh mau makenya buat apaan............


mudah 2an gak salah kamar yeee..... kalo salah ya ana minta maap ente KUDU Sabar............

# lembu sekilan bikin was-was

Kuasai Lembu Sekilan dengan Daun Kukusan

Kekuatan seseorang belum lengkap jika belum mendapatkan ajian kedigdayaan. Ajian ini bisa diamalkan siapa saja dan cara ritualnya cukup mudah. Simpel dan tidak membutuhkan persyaratan yang rumit, neko-neko. Misalkan, ajian Lembu Sekilan yang bisa didapat hanya dengan laku puasa dan lafalan mantera. Bagaimana proses lakunya?
Ajian Lembu Sekilan sudah tidak asing di telinga masyarakat awam. Hampir semua lapisan mengenal, atau paling tidak pernah mendengar nama dan kehandalan ajian kedigdayaan ini. Ajian ini sudah ada dan dikenal masyarakat luas sejak jaman kerajaan. Para Temenggung dan Punggawa kerajaan biasa menggunakan ajian ini untuk mengatasi musuh-musuhnya.
Hanya dengan membuka sawab ajian, musuh yang menghadang tidak lebih dari sekilan jari tangan bakal dibuat jatuh terpental. Tubuh pelaku tidak ubahnya kebal, tidak bisa disentuh pukulan, bahkan senjata tajam sekalipun. Musuh yang menyerang bakal tumbang berkubang. Terlebih lagi, jika musuh menyerang dengan sepenuh emosi.
Esensi ajian ini tidak ubahnya sawab ‘air bah’ yang menghanyutkan, di samping meredamkan amarah. Ketika emosi musuh meledak-ledak niscaya ajian ini bereaksi sebagai menetralisirnya. Akan menolak energi emosi yang datang dengan cara mementalkannya. Menurut ukuran kekuatan ajian ini, daya pental musuh tergantung pada energi yang dikeluarkan pelaku maupun musuhnya.
Artinya, semakin kuat energi yang dikeluarkan untuk menghalau musuh, semakin jauh musuh dibuat terpental. Begitu pula, semakin kuat energi emosi yang dikeluarkan musuh, maka jarak jatuhnya pun semakin jauh dan dasyat. Namun, ajian ini tidak semestinya dipergunakan dalam hal-hal yang tidak seharusnya dibutuhkan.
Para ahli supranatural telah membuktikan keampuhan Lembu Sekilan tatkala orang yang menyimpan energi ajian ini tengah terdesak. Tengah tidak punya kekuatan lebih untuk menghalau musuh. Mendadak energi yang tersimpan mengumpal menjadi energi tinggi ketika mantera ajian ini dibaca. Musuh yang tidak dikehendaki dengan mudah dilumpuhkan.
Laku Lembu Sekilan siapa saja bisa menjalankan tanpa mengalami kesulitan. Tinggal butuh kesabaran dan ketabahan selama menjalani laku. Adapun mantera Lembu Sekilan yang harus dibaca si pelaku sebagai berikut;
“Ingsun amatek ajiku si lembu sekilan. Rassulku lungguh, brahim nginep babahan. Kep kerekep barukut kinemulan wesi kuning. Wesi mekangkang sacengkang sakilan sedempu. Sakehing braja tan ana nedhasi bedil pepet mariyam buntu. Tan tumomo kersaning Allah”.
Itu pun masih ditunjang dengan laku persyaratan dan puasa. Ditambah ketika sudah menguasai ajian ini ada beberapa pantangan yang harus dihindari. Sementara urutan lakunya, selama 40 hari pelaku menjalani ritual dengan hanya makan dedaunan yang dikukus dan bumbunya hanya garam. Dengan laku minum hanya menggunakan air dari dalam kendi (tanah liat, red).
Kalau sudah 40 hari pelaku ritual harus melanjutkan dengan puasa ngelowong selama 3 hari 3 malam. Itu pun waktunya harus tepat pada hari Kamis Wage. Supaya ajian mudah merasuk selama menjalankan laku perlu ditunjang suasana batin penuh kelapangan dan kerendahan diri (tirakat). Cukup dengan laku itu.
Selajutnya, mantera ajian dibaca setiap akan berperang terutama ketika tengah menghadapi marabahaya. Di samping itu sirikan yang harus dihindari; memanggil sapi, menirukan suara sapi dan makan daging sapi. Tentang kehebatan kedua aji kekebalan tersebut sudah tentu sangat ampuh jika memang diamalkan dan dilakoni dengan benar. Hanya saja, jangan coba-coba mengetesnya jika masih ragu-ragu dalam menjalankan ritualnya. Atau lebih afdolnya silahkan meminta bimbingan pada para ahli laku atau spiritualis. (sik)

sumber; http://misterionline.com/25/04/2009/kuasai-lembu-sekilan-dengan-daun-kukusan.misterionline.com/

Selasa, 08 Juni 2010

Tips Anti Tilang

Sebagai bangsa pecinta damai, sudah bukan rahasia jika banyak pengguna jalan yang lebih memilih jalur ‘salaman’ jika ditilang. Tapi sesuai dengan semangat reformasi, warga Indonesia juga anti praktik KKN, menyebabkan banyak yang berusaha untuk tidak menyogok, meski tetap keberatan ditilang.

Cara yang diambil sebagai jalan tengah berbeda-beda. Berikut ini adalah tiga trik yang paling sering dicoba hingga terbukti keabsahannya. Dan trik-trik ini…TIDAK PERNAH GAGAL!

RAHASIA ANTI TILANG #1: Saya anak jendral!

Trik ni merupakan trik yang paling umum. Kadang dikombinasikan dengan pengakuan saudara atau penyelipan kartu nama pejabat kepolisian. Saat dihentikan, calon tilang memasang tampang percaya diri, dan berbicara dengan suara lantang, nada sok, penuh keyakinan.

Skenario

“Maaf bu, ibu melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”

“YA SUDAH! YA SUDAH! KAU TILANGLAH AKU SEKARANG! AYO CEPAT! TILANG SAJA!”

“Err…maaf bu, memangnya ibu..siapa ya?”

“MACAM MANA PULA KAU TANYA-TANYA SIAPA AKU! KALAU KAU MAU TILANG, YA TILANGLAH SANA!”

“Maaf bu, ibu kenal siapa?

“MEMANGNYA KALAU AKU KENAL SIAPA-SIAPA KENAPA? HAH? MAU KAU TILANG LEBIH BESAR LAGI? HAH?”

“Engga bu, lain kali hati-hati ya…”

Mengapa tak pernah gagal…Dalam ilmu psikologi, taktik ini ini berpangkal pada reverse psychology, dimana seseorang melakukan persuasi guna mengarahkan lawan bicara melakukan hal yang justru tidak diinginkan. Menyuruh pak polisi untuk menilang dengan lantang akan memicu reaktan dalam diri Pak Polisi, yaitu respon negatif saat menanggapi sebuah persuasi, sehingga bertindak justru kebalikan persuasi yang diberikan (melepaskan dan tidak menilang).

Teori psikologi ini sebenarnya berasal dari abad kuno Indonesia, dan dikenal dalam bahasa lokal sebagai teori gertak sambal, dimana seseorang mengambil peran yang mengisyaratkan kekuatan yang lebih besar dari yang sebenarnya dimiliki. Semakin banyak grey area, lawan bicara semakin ragu akan kemampuan kita sepenuhnya dan biasanya tidak berani mengambil risiko….

Karena seringnya digunakan, diperlukan kehati-hatian dalam melaksanakan trik ini. JANGAN BERBOHONG adalah kunci sukses keberhasilan. Itu termasuk: jangan mengaku saudara jika bukan saudara dan jangan memberi nomor telpon yang tidak bisa dihubungi. Ingat, kegagalan dan gerak-gerik mencurigakan bisa berbuah tilang yang lebih berat!

RAHASIA ANTI TILANG #2: Saya lagi banyak masalah, Pak!

WASPADA! TRIK INI MEMBUTUHKAN LATIHAN AKTING! Tips ini sangat cocok bagi Anda para yang mempunyai kemampuan teaterikal. Begitu polisi menyetop, Anda harus segera mulai penjiwaan. Segera telengkupkan tangan, basahi mata dengan air mata buaya, dan tarik ulur ingus sehingga terdengar seperti menangis. Sepanjang interogasi, jaga kontak mata yang minim dengan Pak Polisi, gerakkan tangan menutup muka seperti sedang depresi.

Skenario

“Maaf bu, ibu melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”

“Aduh, teserah deh, pak, bapak mau nilang saya apa gimana teserah dhe,”

“Memangnya ibu kenapa?”

“Aduh, ga usah nanya-nanya dhe, Pak, saya lagi banyak masalah nih!”

“Masalah ibu apa?”
“Pokoknya saya lagi banyak masalah! Makanya saya ga lihat tadi tuh lampu merah di depan, pikiran saya kusut! Jadi teserah deh kalau bapak mau nilang saya…” Diucapkan dengan nada frustasi dan diakhiri dengan suara lirih dan nada gantung.

“Duh, ada yang bisa saya bantu kalau lagi ada masalah?”

“Ga bisa! Bapak ga bisa bantu saya!” terkesan mau nangis, “Ga ada yang bisa bantu SAAYAA!” menangis histeris.

“Ya uda dhe kalau ibu lagi banyak masalah, lain kali hati-hati ya…”

Mengapa tak pernah gagal… Karena orang jahat selalu menang, dan ini adalah teknik yang sangat jahat. Trik ini memanfaatkan sisi baik dari seorang Polisi. Manusia pada intinya mempunyai hati nurani yang dibimbing oleh nilai moral dalam lingkungan sosial. Tiada manusia yang lahir tanpa empati akan kesusahan manusia lain, bahkan meski hanya setitik. Apalagi seorang Polisi yang diharapkan menjadi pamong masyarakat.

Taktik ini memang masih jarang digunakan, mungkin karena membutuhkan penghayatan yang mendalam dan juga karena trik ini begitu mudah dikenali. Sekali dipakai, tentunya para polisi akan selalu terkenang-kenang. Ibaratnya sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya. Bisa-bisa bagian skenario tadi dipotong menjadi:

“Ahhh!! Udah! Udah! Ga usah pura-pura! Kemarin uda ada yang pake tuh! Ibu-ibu!”

RAHASIA ANTI TILANG #3: Saya mahasiswa hukum, lho!

Jika Anda bukan mahasiswa hukum, tidak perlu jadi ragu karena membaca judulnya. Memang tidak perlu kuliah hukum sejati untuk menggunakan trik ini. Cukup kemampuan persuasi dan kegigihan mempertahankan kasus macamnya pengacara artis.

Skenario:

“Mbak melanggar pasal sekian karena sekian-sekian”

“Aduh, maaf, Pak, soalnya rambu-nya nggak kelihatan, ketutupan pohon tuu…lagian saya itu baru pertama kali lewat sini, jadi saya kurang paham sama jalanannya…”

“Ya tapi nggak bisa gitu dong, Mbak tetap melanggar dan harus ditilang”

“Wah, nggak bisa langsung ditilang gitu, pak! Kan saya sudah bilang tadi alasannya, rambunya tidak kelihatan karena ketutupan pohon, jadi sebenarnya kesalahan bukan di pihak saya. Saya ini mahasiswa hukum lho, pak! Masyarakat sadar hukum! Saya tahu benar pasal-pasal dan penerapannya, bahwa kalau pelanggaran karena rambu yang tidak jelas, tidak bisa dikenakan sanksi!”

“Memang aturannya seperti itu kok, melanggar ya kena sanksi!”

“Nahh, itu dia, apalagi saya tadi sudah minta maaf karena pertama kali lewat. Saya ini mahasiswa hukum, Pak, jadi saya tahu aturan persidangan. Saya jelas tidak bersalah karena saya tidak diinformasikan sebelumnya bahwa apa yang saya lakukan itu salah. Rambu tidak jelas. Saya pertama lewat. Siapa yang bisa memberi tahu saya?”

“Justru ini saya stop dan saya beritahu, Mbak melanggar!”

“Benar sekali, terimakasih, Pak, tugas seorang polisi memang untuk membimbing anggota masyarakatnya agar patuh peraturan. Karena itu sekarang saya jadi tahu disini ga boleh belok, dan lain kali tidak melanggar.”

“Tapi yang ini tetap ditilang!”

“Wah, saya yakin bapakpun sebagai penegak hukum juga belajar hukum seperti saya di fakultas hukum. Pelanggaran kali ini tidak kena tilang, pak, tapi berikutnya jika saya melanggar lagi, saya harus ditilang. “

“Ya sudah ngomong sana di sidang tilang!”

“Sekali lagi pak, saya ini sudah hampir lulus dari fakultas hukum, berarti saya menguasai materi hukum! Coba bapak liat klo ga percaya, ini kartu mahasiswa saya, FAKULTAS HUKUM angkatan tahun ini lulus. Menurut yang saya pelajari, tidak semua pelanggaran harus masuk tahap persidangan, jika sudah diberikan alasan yang valid atas pelanggaran. Saya sudah memberikan alasan saya. Saya bahkan tidak menyalahkan aparat yang meletakkan rambu di tempat yang tidak terlihat.”

“Ya sudah sana pergi!”

Mengapa tak pernah gagal… tidak ada teori psikologi di balik tips ini, kecuali pemahaman bahwa kejiwaan manusia bisa terganggu kalau mendengar suara yang memekakan telinga terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Polisi pun juga manusia, yang bisa gila mendengar rentetan alibi tak henti oleh suara yang tak enak didengar.

Tentunya tips-tips tersebut tidak bermaksud menghina lembaga kepolisian. Kami pun pernah menikmati buah reformasi birokrasi saat mengurus SIM, surat tabrakan dan ditilang. Ramah-cepat-tidak mahal. Justru semua tips ini ditulis supaya pihak berwenang dapat menghindari orang-orang yang suka ngemplang tilang. Ada lagi yang mau membantu upaya penegakan hukum?

Sumber: Buku Have a Sip of Margarita dari Margareta Astaman

anugerah terkait lingkungan hidup

hotel borobudur jakarta,8 juni 2010

Adapun penghargaan lingkungan hidup yang diberikan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup 2010 adalah penghargaan Kalpataru, Adipura, Adiwiyata Mandiri dan Penyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Terbaik dengan tolok ukur utama penghargaan itu adalah karya nyata di bidang lingkungan yang bermanfaat dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas. berita terkait klik disini

Senin, 07 Juni 2010

diskusi publik

mempertahankan kebhinekaan?
7 juni 2010 jmc ...sebuah ulasan....catatan tertinggal dari sebuah diskusi yg belum tersampaikan.

ditengah masayarakat yang majemuk dan pluralis saat ini ada yang menyoal tentang tantangan mempertahankan kebhinekaan. ada apa dibalik ini. dan seberapa perlukah. perlu dikaji realita dan analisa memanggil.... saat - saat banyak pencuri atau orang yang korupsi dan perzinahan menjadi-jadi saat itu pula orang mengagung-agungkan pancasila sebagai ideologis sakti yang musti dibela samapai mati. toh didalamnya ada aturan tentang kebebasan beragama. nah jika orang mencuri atau korupsi dalam islam dipotong tangannya dan yang berzina dirajam, bagaimana titik temunya dengan persoalan kebangsaan yang terdiri berbagai agama dan paham. batasan-batasn yang jelasnya bagaimana kenapa tak dibahas secara jelas. ketika orang beragama islam dipotong tangan karena mencuri, sementara orang lain diluar islam malah berpesta pora menikmati hasil curian tanpa takut menghadapi sanksi serupa. bagaimana jadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. sementara masalah korupsi sudah menjadi isu sentral saat ini.(haris-clubjakarta)

Jumat, 04 Juni 2010

Nasional Demokrat Wilayah Aceh Dideklarasikan | Berita SASAK.NET

Nasional Demokrat Wilayah Aceh Dideklarasikan | Berita SASAK.NET

Menyelamatkan Orangutan di Borneo

Menyelamatkan Orangutan di Borneo

Photo by Rhett Butler

Udara hangat dan berat, dengan kelembaban tipikal hutan hujan Borneo, saat kelotok, kapal tradisional, kami menyusuri sungai yang airnya berwarna sangat hitam. Karena hitamnya, hingga bisa disamakan dengan tinta. Panggilan parau dari sepasang burung enggang dapat terdengar, mengalahkan suara mesin, saat mereka terbang di atas kepala dengan perhiasan paruh mereka yang besar dan mencolok.

Saya mengamati sekitar hutan rawa purba untuk mencari tanda-tanda kehidupan. Tiba-tiba Thomas memekik, "Di sana, di sekitar palem Nipa. Seekor orangutan jantan dewasa!" Saya melihat ke atas untuk melihat seekor monyet merah raksasa, dengan santai memetik daun-daun segar di dekat pucuk pohon palem di sisi sungai. Dia melihat kami sebelum kembali masuk ke dalam hutan dengan pelan.

Ini adalah orangutan pertama dari banyak orangutan liar yang akan kami temui dalam beberapa hari ke depan. Saya berada di Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Selatan, di pulau Borneo. Dengan luas 400.000 hektar (988.000 are), Tanjung Puting adalah wilayah terluas yang dilindungi untuk daerah pesisir tropis dan hutan rawa gemuk di Asia Tenggara. Daerah ini juga menjadi salah satu daerah habitat terbesar yang masih ada untuk orangutan yang mulai terancam, populasi yang semakin menurun dalam beberapa tahun akibat perusakan habitat dan perburuan liar. Orangutan telah menjadi fokus dari upaya yang lebih luas untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang alami.

Kami menuju ke Camp Leakey, dinamakan sesuai dengan paleontologis terkenal Kenya Louis Leakey. Di sinilah terdapat pusat Proyek Konservasi Penelitian Orangutan. Didirikan oleh Birute Mary Gladikas, seorang primatologis besar dan pendiri Orangutan Foundation International (OFI), yang proyeknya berusaha untuk mendukung konservasi serta pemahaman orangutan serta habitat hutan hujan, sambil merehabilitasi orangutan yang pernah tertangkap. Proyek Konservasi Penelitian Orangutan adalah tampilan publik dari konservasi orangutan di Kalimantan bagian ini, bagian Borneo di bawah pemerintahan Indonesia.

Borneo, pulau ketiga terbesar di dunia, dulunya adalah rumah bagi beberapa hutan dunia yang megah, dan menakutkan. Dengan daerah pesisir berawa yang dibatasi oleh hutan bakau dan daerah yang bergunung-gunung, kebanyakan dari daerahnya bahkan tak bisa dilewati dan belum dieksplorasi. Dulu, hingga satu abad lalu, daerah terpencil ini dikuasai oleh para dukun dari suku pedalaman.

Di tahun 1980an dan 1990an, Borneo mengalami transisi yang luar biasa. Hutan-hutannya diratakan pada tingkat yang belum pernah terjadi dalam sejarah manusia. Hutan hujannya berpindah ke negara-negara industri seperti Jepang dan Amerika Serikat dalam bentuk furnitur taman, kertas, dan sumpit. Awalnya, kebanyakan kayu diambil dari pulau yang merupakan bagian Malaysia, di daerah utara Sabah dan Sarawak. Namun kemudian, hutan di bagian selatan Borneo, daerah yang merupakan wilayah Indonesia dan dikenal dengan nama Kalimantan, menjadi sumber utama untuk kayu tropis.


Photo by Rhett Butler.

Saat ini, hutan di Borneo hanyalah merupakan bayang-bayang dari legenda tersebut. Hanya kurang dari separuh hutan hujan asli milik pulau tersebut yang masih tersisa, dan pembangunan sangat mengancam apa yang masih ada. Dengan banyaknya kandungan emas dan mineral, sumber kayu, potensi hidroelektrik, dan rendahnya kepadatan populasi di daerah yang semakin padat, pulau ini tampak sebagai kunci dari masa depan ekonomi Indonesia.

Wilayah sekitar Tanjung Puting, dekat kota Pangkalan Bun, merupakan contoh yang baik apa yang bisa terjadi akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak diatur. Wilayah ini dulunya pernah menjadi produsen rotan, tanaman rambat yang digunakan seperti kayu, dan kayu - termasuk kayu besi, meranti, sandalwood, dan ramin - namun ini tak lagi menjadi industri yang berprospek akibat gundulnya hutan. Saat ini kebanyakan dari daerah pedalaman adalah savana dan lahan tanah gemuk kering yang telah dihanguskan oleh kebakaran periodik seperti yang telah membakar hampir 20.000 mil persegi si Borneo tahun 1982-1983 dan 4.000 mil persegi lagi di tahun 1997-1998. Walau ada beberapa pekerjaan di luar perkebunan kelapa sawit, para migran dari Jawa terus saja datang dengan perahu setiap minggunya. Beberapa migran bekerja di sektor informal pertambangan, yang akhir-akhir ini bergeser dari menggali emas - kandungan yang saat ini telah hampir habis - menjadi mencari pasir silica yang digunakan untuk keperluan industri di pabrik-pabrik Cina.

Menurut Galdikas, pertambangan telah membawa dampak yang sangat terlihat pada lingkungan hidup sekitarnya. Sungai Sekonyer yang biasanya berwarna hitam, saat ini berwarna coklat seperti cafe-au-lait dengan banyaknya jumlah sedimen yang terbawa arus dari pertambangan. Gladikas menjelaskan ada kemungkinan bahwa meningkatnya serangan buaya di beberapa tahun terakhir ini - yang juga menimpa turis Inggris di tahun 2002 - bisa dihubungkan dengan berkurangnya visibilitas di dalam sungai. Ia juga prihatin dengan tingginya tingkat merkuri di sungai, sementara kandungan tersebut dianggap merupakan penyebab menurunnya kapasitas mental di bayi yang baru lahir, dan nafkah para nelayan di sekitar kota pinggir sungai Kumai ini tergantung pada ikan lokal sebagai makanan.

Terakhir, para penambang tak lagi menunjukkan keramahan pada turis yang mereka pikir akan mengancam kehidupan mereka dengan keberadaannya. Thomas, pemandu saya yang lahir di pulau Flores di Indonesia namun saat ini telah berada menetap di sini, menceritakan bahwa ia pernah berkonfrontasi dengan para penambang yang marah pada turis karena mengambil foto di daerah penambangan, takut akan kesan negatif yang keluar dapat menyebabkan pemerintah mengambil tindakan keras.

Daya tarik penambangan semakin tampak jelas saat kami beranjak ke hulu. Speedboat melewati kami, mengangkut para penduduk dan penambang dari dan ke daerah penambangan dan desa-desa mereka. Thomas percaya bahwa meningkatnya populasi para penambang dan kedekatan mereka dengan taman-taman nasional adalah suatu keprihatinan.

"Saya kira sebanyak 50 orang pergi ke sana dalam seminggu. Mereka merusak tanah dan air tapi tetap saja pemerintah daerah mengeluarkan ijin, menginginkan hasil pajak namun tidak peduli mengenai kerusakannya," ucapnya. "Jakarta tidak menyediakan dana yang cukup, jadi pemerintah lokal harus mencari cara untuk mendapatkan uang. Mereka menginginkan uang bahkan jika itu berarti rusaknya hutan dan polusi air."



















Walau penambangan saat ini terus berlangsung di daerah hutan yang telah gundul, masuknya para pekerja tambang menyebabkan digunakannya hutan sebagai bahan bangunan, bahan bakar, dan lahan pertanian.

Paling tidak sampai saat ini monyet ubiquitous proboscis, primata dengan wajah lucu berciri-ciri hidung yang besar, tampaknya tidak terganggu dengan speedboat yang berlalu-lalang. Thomas mengatakan bahwa mereka sebenarnya telah mengubah tingkah laku mereka untuk mengambil keuntungan dari kecenderungan buaya menghindari kendaraan cepat ini. Agar terjaga dari serangan buaya saat mereka menyeberang sungai, para monyet ini biasanya berenang tepat ketika sebuah speedboat baru berlalu. Bila tak ada speedboat yang dapat dimanfaatkan, mereka akan menerapkan strategi 'guniea pig' yang lebih beresiko, yaitu mengirim seekor perenang tunggal sebagai umpan. Bila si perenang ini berhasil sampai di seberang dengan aman, seluruh kelompoknya akan menyusul.

Monyet proboscis ini hanyalah satu dari sembilan spesies primata yang ditemukan di Tanjung Puting. Keseluruhannya, kekayaan spesies Borneo ini terdokumentasi dengan baik, dan masih banyak lagi spesies yang belum dikenal oleh ilmu. Pulau ini membawa pengaruh penting bagi Alfred Wallace, seorang naturalis yang memikirkan teori seleksi alam secara independen dan bersama-sama dengan Charles Darwin. Para peneliti sampai saat ini masih saja menemukan spesies yang baru bagi keilmuan. World Wildlife Fund, sebuah organisasi konservasi yang cukup aktif di Borneo, melaporkan bahwa para peneliti menemukan 361 spesies hewan dan 441 spesies tumbuhan antara tahun 1994 dan 2004.

Tahun kemarin, komunitas ilmuwan cukup terpana ketika sebuah perangkap kamera remote berhasil menangkap 2 foto seekor hewan yang tidak dikenal mirip rubah. Spesies ini rupanya sangat jarang hingga bahkan para pemburu lokal pun gagal mengenalinya. Sementara itu, kekayaan tumbuhan pulau ini menjadi rumah bagi spesies dengan khasiat yang fantastis, termasuk sebuah pohon yang menghasilkan sebuah obat - Calanolide A - yang sedang dalam percobaan FDA sebagai anti-HIV. Ironisnya, tumbuhan dengan potensi penyelamat nyawa ini hampir punah akibat penggundulan hutan sebelum ditemukan.

Penemuan yang berurut-urutan dengan ancaman pembangunan yang akan datang ini telah menjadikan Borneo sebagai fokus terbaru dari upaya konservasi. Dengan orangutan yang karismatik sebagai spesies utama untuk mendapatkan area yang dilindungi, organisasi tersebut menekan pemerintah Indonesia untuk mengurangi penebangan dan membatalkan proyek pertanian yang luas dan lebih efektif dalam mengatur taman nasional. Saat ini, kebanyakan fokus ada pada apa yang dikenal dengan "Jantung Borneo" di bagian tengah pulau, namun pekerjaan konservasi yang sedang berlangsung di Tanjung Puting juga memiliki kepentingan mendesak.

Menjadi sepenggal hutan di kawasan hutan gundul, Tanjung Puting menjadi tempat mengungsi bagi primata-primata yang telah jarang serta jenis-jenis lain tumbuhan dan hewan yang tak terkira banyaknya. Yang paling terkenal adalah orangutan, seekor monyet yang dulunya tersebar di seluruh Asia Tenggara namun saat ini hanya terbatas pada sisa populasi yang ada di Sumatera dan Borneo, akibat hilangnya habitat dan perburuan oleh manusia. Orangutan memiliki 97 persen materi genetik kita dan telah dikenal kecerdasannya, yang di beberapa tes dapat disamakan dengan anak manusia berusia 2 tahun.

Di Indonesia, orangutan saat ini terancam dengan perusakan hutan, pemburu yang membutuhkan dagingnya, dan pemburu liar untuk perdagangan hewan ilegal. WWF memperkirakan bahwa sekitar 250 hingga 1.000 orangutan liar ditangkap dan dijual di pasar gelap setiap tahunnya. Dengan total populasi kurang dari 30.000 ekor dan reproduksi yang lambat (orangutan betina jarang melahirkan lebih dari 3 ekor anak selama hidupnya), berkurangnya orangutan tadi mempunyai dampak yang signifikan terhadap keberagaman populasi dan genetis dari spesies tersebut. Beberapa peneliti bahkan takut berkurangnya populasi ini dapat mengurangi kelangsungan hidup genetis dari spesies tersebut dan berujung pada kepunahan.

Gladikas saat ini sedang berusaha membendung resiko tadi dengan mempelajari kebiasaan dari orangutan dan mengenalkan kembali orangutan yang pernah ditangkap ke hutan hujan asli mereka. Programnya adalah yang terbesar dari sejenisnya di dunia dan telah mengenalkan kembali lebih dari 150 orangutan ke hutan di Tanjung Puting. Programnya akan berhasil dengan merehabilitasi orangutan yang ditemukan saat razia atau yang diserahkan kembali secara sukarela pada pihak yang berwenang, biasanya saat orangutan telah jatuh sakit atau tumbuh lebih dari kemampuan pemiliknya untuk memelihara hewan tersebut. (Walau bayi orangutan bisa saja menggemaskan, orangutan yang telah tumbuh dan dewasa adalah hewan yang kuat dan pintar yang mampu berbuat nakal atau bahkan lebih parah.) Saat ini kebanyakan yatim piatu berasal dari perkebunan kelapa sawit. Dengan penggundulan hutan, ibu orangutan yang kelaparan pergi ke perkebunan untuk mencari makanan. Saat tertangkap, mereka dibunuh dan bayinya ditahan untuk dijual ke pasar gelap atau dikembalikan ke yang berwenang, yang akan membawanya ke Pusat Perawatan.

Orangutan yatim piatu dibawa ke Fasilitas Karantina dan Pusat Perawatan Orangutan di kota Pasir Panjung. Dengan 3 dokter hewan selaku staff tetap, ditambah asisten lokal dan sukarelawan yang membawa mereka ke hutan untuk berlatih serta dilengkapi dengan suplai dan peralatan medis, membuat staf-staf di tempat ini bisa menyediakan tingkat perawatan yang sangat baik untuk orangutan, termasuk melakukan operasi maupun perawantan karena penyakit. Namun di balik rehabilitasi fisik, banyak orangutan muda - terutama yang yatim piatu - membutuhkan adaptasi psikologi dan sosial hingga mereka pada akhirnya bisa kembali ke alam bebas dan hidup seperti orangutan pada umumnya.

Karenanya Fasilitas Karantina dan Pusat Perawatan Orangutan memiliki 'hutan tempat berlatih' dimana anak-anak orangutan tadi bisa mengembangkan kemampuan aboreal dan mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pengganti ibunya yang kerap kali membesarkan mereka seperti anaknya sendiri. Idealnya, para yatim piatu ini akan dikenalkan kembali pada alam liar saat berumur 6-8 tahun.

Biasanya, saat seekor orangutan siap untuk dikenalkan kembali, ia dibawa ke sebuah hutan terpencil di dalam Tanjung Puting. Orangutan tersebut dilepas, namun pisang, rambutan, dan susu akan disediakan di sebuah platform tempat makan, dua kali sehari. Awalnya seekor orangutan yang baru dilepas akan sangat tergantung pada pemberian ini, namun seiring dengan waktu, ia akan menjadi semakin independen. Saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa platform ini saat jam pemberian makan, termasuk satu yang berada di Camp Leakey. Karena saat itu telah lewat musim buah, sejumlah orangutan mulai dari ibu dengan bayi hingga jantan raksasa, muncul, turun dari kanopi dan mengambil makan dari platform kayu.

Pemberian makan ini tak hanya sekedar menyediakan makanan bagi orangutan, tapi juga merupakan cara penting untuk menggapai dan memberikan pengetahuan pada warga lokal, membangun ketertarikan dan apresiasi pada kehidupan alam liar dan ekosistem hutan hujan pada anak-anak dan ornag dewasa. Saat musim puncak, mungkin lebih dari 200 orang berkunjung pada Minggu, membayar sekitar 50 sen per orang untuk melihat orangutan diberi makan. Mereka juga didorong untuk mengunjungi pertunjukan pendidikan, yang menjelaskan tentang ekologi hutan hujan dan kepentingan lingkungan hidup.

Walau program Gladikas telah sukses memperkenalkan kembali 200 orangutan atau lebih, mendukung perlindungan taman, menyediakan alternatif ekonomi bagi warga sekitar, dan mendidik anak-anak sekitar mengenai hutan hujan, pekerjaannya tidaklah mudah. Selama perjalanan, wanita yang kerap dipanggil profesor oleh pengunjung dan staf yang tak bisa menyebutkan namanya dengan benar ini, telah menghadapi perang yang cukup keras mulai dari organisasi konservasi lawan yang mencoba menjatuhkan pekerjaannya guna menjilat petugas pemerintah Indonesia hingga penambang liar dan pengembang kelapa sawit yang mengancam hidupnya.

Menurut Gladikas keadaan memang sulit setelah jatuhnya mantan diktator Suharto, yang menggunakan taktik orang terkuat untuk memerintah negara selama 30 tahun. Tidak adanya perangkat hukum, kerusuhan terjadi, dan taman dimasuki oleh penambang liar yang mengambil banyak ramin, kayu keras berwarna putih digunakan untuk furnitur dan kerai jendela, dari dalam hutan. Siang dan malam, rakit dengan balok-balok kayu mengalir bersama sungai bersamaan dengan ditebangnya ramin yang bisa diakses. Gladikas memperkirakan sekitar 120 juta USD ramin dipindahkan dari taman setiap tahunnya pada masa itu. Thomas mengingatnya dengan baik.


Photo by Rhett Butler.
"Empat hingga lima tahun yang lalu Anda dapat melihat rakit besar dengan balok kayu mengalir ke bawah setiap jam dalam sehari, bahkan di tengah malam," ucapnya, saat kami mengagumi beberapa tumbuhan raksasa di permukaan tanah. "Sangat mudah untuk memotong pohon. Dengan gergaji mesin dibutuhkan 10 hingga 15 menit dan pohon-pohon besar tumbang. Butuh 70-80 tahun bagi pohon itu untuk tumbuh kembali. Dan itu sangat lambat."

Namun Thomas berkata bahwa keadaan mulai berubah. "Tahun kemarin, pemerintah sangat ketat dalam mengendalikan penebangan hutan ilegal dan itu sepertinya mulai bekerja. Dengan patroli lokan dan proyek OFI, saya pikir penambangan ilegal mulai jarang saat ini," jelasnya.

Walau begitu, efek dari penambangan ilegal terhadap taman cukup signifikan. Survey sistem informasi geografi tahun 2004 menemukan bahwa 40 persen dari taman telah kehilangan vegetasinya. Pelanggaran pertanian - terutama pertanian beras dan peternakan udang, pertambangan (emas dan silica), dan perkebunan kelapa sawit yang didirikan mengikuti penebangan - memiliki kontribusi terbesar pada penggundulan hutan.

Tetap, Gladikas berdiri pada tempatnya, mencari dukungan dari organisasi bantuan internasional, sumbangan Orangutan Foundation International dan, yang paling penting, warga sekitar.

Saat masa transisi, Gladikas dan organisasinya OFI mengambil alih manajemen taman tersebut. Dengan dana dari USAID, ia menaruh peringatan "dilarang menebang" di sepanjang sungai dan mendirikan pos-pos penjaga di hutan, saat ini OFI mempekerjakan sekitar 200 orang lokal dalam upaya rehabilitasi dan perlindungan. Penjaga lokal saat ini berpatroli di sungai dan hutan untuk melaporkan penebangan ilegal dan pembukaan hutan. Para penduduk desa menjalankan proyek reboisasi dengan target untuk mengembalikan pohon-pohon di daerah yang gundul di dalam taman tersebut.

Walau begitu, tetap taman ini terancam oleh pelanggaran dan proposal dari pemerintah lokal untuk mengubah sebagian dari taman menjadi perkebunan kelapa sawit. Terpisah dari korupsi kronis, dimana setiap kepala desa bisa dibeli dengan sebuah motor seharga 1.000 USD, pemerintah memang menginginkan pajaknya. Kelapa sawit memang menyediakan pendapatan pajak terbesar bagi pemerintah (dan petugasnya) yang kekurangan uang.

Contohnya saja, ada tekanan yang sangat intens untuk mengubah hutan hujan tadi menjadi perkebunan kelapa sawit. Gladikas prihatin dengan rencana untuk membuat jalur baru bagi sungai utama agar mengalir ke timur dan bukan ke barat, mengeringkan hutan rawa yang ada dan secara efektif membuat lahan untuk pengembangan kelapa sawit.

Saat ini, minyak kelapa adalah industri terpanas di bagian selatan Borneo. Tingginya harga minyak membuat kelapa sawit menjadi terkenal, mendorong harganya hingga 400 USD per ton kubik atau sekitar 54 USD per barrel. Ini membawa pada pembukaan ribuan mil persegi hutan dalam beberapa tahun yang lalu. Di bagian Borneo yang ini, hutan rawa biasanya diubah setelah ditebang kayu-kayu berharganya. Kanal air pun dibangun dan hutan dikeringkan. Pohon-pohon yang tersisa dihancurkan dengan teknik tebang-dan-bakar, dan lahan kemudian ditanami dengan bibit kelapa sawit. Dalam jangka waktu beberapa tahun, kelapa sawit bisa dipanen dan diroses untuk minyak kelapa yang menghasilkan lebih banyak minyak per unit wilayah dibandingkan dengan bibit minyak lainnya. Satu hektar kelapa sawit bisa menghasilkan 5.000 kg minyak mentah, atau hampir 6.000 liter minyak mentah. Sebagai pembanding, kedelai dan jagung - hasil yang kerap digembar-gemborkan sebagai sumber bahan bakan biologis yang unggul - hanya menghasilkan sekitar 446 dan 172 liter per hektar.


Photo by Rhett Butler.
Dibalik konversi hutan, dampak kelapa sawit terhadap lingkungan cukup signifikan. Kelapa sawit telah dipercaya dapat menghabiskan nutrisi yang dimiliki tanah, sementara pabrik pembuatan minyak kelapa melepaskan limbah yang merusak dari minyak kelapa, campuran polusi dari batok yang hancur, air, dan residu lemak, ke dalam aliran air di sekitarnya. Lebih jauh lagi, penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk berbasis petroleum secara bebas membuat yakin bahwa kebanyakan pengolahan minyak kelapa tak hanya menyebabkan polusi pada tingkat lokal, namun juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Perkebunan di Indonesia sangat merusak karenanya setelah 25 tahun masa panen, lahan kelapa sawit kebanyakan ditinggalkan dan menjadi semak belukar. Tanah mungkin akan kehabisan nutrisi, terutama pada lingkungan yang mengandung asam, sehingga beberapa tanaman mungkin tumbuh, menjadikan wilayah tersebut tanpa vegetasi selain rumput-rumput liar yang akan mudah sekali terbakar.

"Kelapa sawit adalah tanaman yang sangat buruk untuk orang Indonesia dan lingkungannya," kata Thomas saat kami berjalan menyeberangi wilayah yang hutan gundul yang panas. "Semua kelapa sawit hanya baik untuk pajak pemerintah dan korupsi."

Perkebunan kelapa sawit juga mengancam para orangutan yang mendatangi lahan kelapa sawit dan ditembak. Menurut Gladikas, perkebunan yang membatasi wilayah hutan menjadi perhatian tersendiri karena keberadaannya menggoda orangutan, yang biasanya ditembak jika terlihat dan kemudian dimakan oleh para pekerja perkebunan. Tekanan untuk pengembangan kelapa sawit sangat intens sepanjang batas utara dan barat taman tersebut.

Walau ada ancaman-ancaman ini, Gladikas optimis secara hati-hati pada masa depan. Ia berharap meningkatnya bayaran - saat ini 5 USD per hari per orang - yang dibayar oleh turis untuk mengunjungi taman dapat menghasilkan lebih banyak pemasukan dan mendorong pemerintah lokal untuk melihat kemungkinan di ekoturisme.

"Perhatian utama pemerintah lokal adalah pemasukan," ucap Gladikas, saat seekor orangutan betina dewasa mendekatinya di beranda rumah hutannya. "Jika mereka bisa mendapatkan uang dari melindungi Tanjung Puting untuk turis maka kemungkinan mereka akan melakukannya. Namun saat ini kelapa sawit memberikan pajak terbaik."

Lebih lagi, proyek lain yang diluncurkan oleh Gladikas dan OFI mungkin dapat merebut hati para petugas.

"Kami telah melakukan banyak hal untuk menunjukkan pemerintah lokal bahwa proyek kami memiliki keuntungan positif untuk warga sekitar. Sebagai contohnya, keberagaman panen kami di dekat Kumai menghindarkan malapetaka bagi sebagian keluarga yang mungkin saja tidak dapat memberi makan diri mereka sendiri setelah kegagalan panen padi," tambahnya. "Dan seluruh murid sekolah suka datang kemari untuk melihat orangutan. Di hari libur, kami biasanya kebanjiran pengunjung."

Demi kepentingan orangutan Borneo, mari berharap dia memang benar.


Indonesia: Profil Lingkungan


Menyelamatkan Orangutan di Borneo


Kenapa kelapa sawit menggantikan hutan hujan?


Kebakaran hutan sebagai hasil dari kegagalan pemerintah di Indonesia

Minyak Kelapa Tidak Harus Buruk Bagi Lingkungan


Borneo: Profil Lingkungan


Kredit karbon


Dapatkah konservasi lahan gambut jadi lebih menguntungkan

Apakah industri minyak kelapa menyesatkan masyarakat?


Strategi baru untuk melestarikan hutan tropis

copied; 5/6/2010

ormas

nasiode