fakta dan analisa

coba lihat bagaimana fakta dilapangan dan laporan yang sampai tuk dianalisa bagaimana follow up nya...

Selasa, 11 Mei 2010

cp


SMS Premium
Bisnis SMS Premium yang punya tarif minimal Rp 2000 perak itu, sekarang sedang jadi sorotan. Setelah Pos Kota, Koran Tempo menyusul dengan laporannya di edisi cetak hari Minggu (10/9).

Bisnis ini memang sedang naik daun. Hampir seluruh media massa -- elektronik, online maupun cetak-- memiliki layanan ini. Tak peduli apakah itu media umum atau media dengan liputan satu bidang saja. Bahkan lembaga pelayanan umum pun punya program ini, contohnya bank.

Yang membuat bisnis ini laris seperti jajanan pasar karena memang peminatnya cukup banyak. Salah satu pihak yang pernah memegang rekor pendapatan terbesar dalam waktu sempit (1 menit) adalah Stasiun TV Indosiar sewaktu mengadakan program AFI.

Pengertian SMS Premium dan Mekanismenya

Program SMS seperti ini berbeda dengan SMS pada umumnya. Saat ini, jenisnya sudah sangat beragam. Ada berita, skor (pertandingan/lomba), profil figur publik/artis, kencan virtual (Chatting), humor, atau yang kini tengah ngetren adalah mencari ayat-ayat kitab suci atau ramalan. Seluruhnya bisa diperoleh melalui SMS.

Konsumen tinggal mengirim sebuah kata kunci yang sudah dipromosikan untuk sebuah layanan ke sebuah nomor yang biasanya memiliki angka digit empat buah. Setelah itu, konsumen akan menerima balasan (reply) sesuai permintaan.

Panjang muatan balasan biasanya tak akan lebih dari 160 karakter. Ini adalah jumlah karakter maksimal pengiriman dan penerimaan sms dalam sebuah ponsel, yang tak hanya berlaku untuk premium. Dalam lalu lintas SMS umum, jumlah ini pula yang berlaku. Jika lebih dari 160 karakter, maka karakter sisa akan terkirim melalui SMS berikutnya.

Daftar atau Tidak Terdaftar

Seiring dengan perkembangan, SMS premium akhirnya harus menggunakan proses pendaftaran. Dengan kata lain, konsumen diharuskan berlangganan untuk mendapatkan akses dan mengikuti layanan. Malangnya, proses pendaftaran tidak memiliki acuan baku atau standar. Ada yang menggunakan kata kunci "REG", "Daftar", atau "SUB". Ketiga kata kunci ini (keyword), digunakan untuk berlangganan. Sekali anda mengirim tulisan itu ke nomor tertentu, maka anda langsung dianggap sebagai pelanggan.

Sedangkan untuk berhenti berlangganan disediakan kata kunci "UNREG", "Stop", atau "UNSUB". Secara normal, setelah mengirim kata kunci tersebut, maka seorang konsumen tidak lagi dianggap sebagai pelanggan.

Ada pula kombinasi "REG ON" dan "REG OFF". Yang pertama untuk berlangganan dan yang kedua untuk berhenti.

Content Provider

Dalam sebuah layanan SMS premium, minimal terdapat dua pihak yang berada di belakang dapur. Yang pertama tentu saja pihak vendor seluler, misalnya Telkomsel, Pro XL, atau Indosat. Sementara yang kedua adalah Content Provider (CP).

CP inilah yang menyediakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh muatan dan data yang dikirim via SMS ke pelanggan. Sementara vendor hanya bertanggung jawab soal teknis kirim mengirim dan tidak mengurusi soal isi sama sekali.

Biaya dan Keuntungan

Seperti diketahui, tarif minimal yang dikenakan dalam SMS premium adalah Rp 2000,- Keuntungan dari biaya ini tidak sepenuhnya dinikmati oleh CP, namun juga oleh vendor. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

* Dari Rp 2000,- itu, pihak vendor lebih dulu mengambil jatah sms umum. Misalnya Rp 350,- Sisanya kemudian dibagi dua oleh vendor dan CP.


Fenomena Sedot Pulsa

Seperti yang diberitakan di koran Pos Kota dan Tempo itu, banyak pelanggan yang merasa tertipu atau dimanfaatkan oleh CP dalam bentuk pulsa. Layanan yang didapat tidak memuaskan, tetapi pulsa di kartu ponsel justru habis disedot.

Pada awalnya, layanan SMS premium tidak memerlukan proses langganan. Namun lama kelamaan, banyak CP yang setoran pendapatannya tidak memadai untuk membiayai ongkos server di vendor. Oleh karena itu vendor pun mewajibkan setiap CP untuk memiliki program daftar agar konsumen menjadi terikat.

Ini ada kaitannya pula dengan wajib setor keuntungan yang dibebankan kepada CP. Modus yang biasa terjadi, CP diwajibkan menyetor dalam jumlah tertentu. Tentu saja CP harus bekerja keras agar memenuhinya. Ini mirip dengan kondisi supir angkot yang harus memberi setoran kepada pemilik angkot.

Jika keuntungan yang diperoleh melebihi jumlah setoran, maka sisanya menjadi milik CP. Apabila kurang, maka CP harus merogohnya dari kantong sendiri untuk menutupinya. Besaran setoran juga tergantung kepada kelas rekening di vendor. Ada yang standar, premium, silver dan gold. Semakin tinggi tingkatannya, semakin tinggi pula jumlah setorannya. Kelas ini pula yang menentukan apakah CP tertentu bisa memiliki nomor akses pribadi atau tidak.

Tak heran di kemudian hari banyak modus ganjil yang dilakukan CP, khususnya jika CP itu tak jelas kredibilitasnya. Tapi kadang CP yang punya kredit bagus di mata publik pun tak lepas dari tindakan seperti itu (sedot pulsa).

Seorang rekan pernah kapok mendaftar program berita yang diadakan sebuah situs berita terkenal. Rekan saya itu seringkali menerima berita yang sudah basi atau mendapat berita yang sudah pernah dikirim sebelumnya. Dan jumlahnya pun tak terbatas!

Dalam peraturan yang ditetapkan vendor, setiap CP sebenarnya hanya diperbolehkan mengirim maksimal dua SMS dalam sehari. Ini jelas maksudnya, supaya pulsa orang tidak dieksploitir. Layanan yang disediakan juga seharusnya punya daftar pilihan waktu. Apakah layanan ingin dikirim setiap pagi dan sore atau sebagainya. Misalnya, layanan itu adalah skor pertandingan sepakbola (livescore), maka hanya dimungkinkan mengirim dalam bentuk Half Time (istirahat) dan Full Time (selesai). Namun entah mengapa banyak CP yang tidak melakukan ini.

Kasus yang dianggap merugikan konsumen ada pada urusan daftar dan berhenti. Seseorang sudah mengirim SMS untuk berhenti, tetapi layanan tidak berhenti dan tetap jalan terus. Mengapa bisa terjadi?

Menurut saya, ini ada hubungannya dengan komitmen bisnis CP. Program SMS premium menggunakan sebuah program yang cukup rumit. Setahu saya, hanya dibuat dengan bahasa komputer C++, sebuah bahasa yang cukup tinggi tingkat kesulitannya (mohon koreksi jika salah :D).

Karena berhubungan dengan lalu lintas data, maka celah gangguannya (crash) juga tinggi. Itulah sebabnya dibutuhkan orang khusus yang mengurusi teknik (technical support). Kontinyu, tanpa putus, 24 jam. Jika masalah teknis ada di vendor, maka itu urusan mereka dan CP tidak bertanggung jawab. Urusan CP selain hal data adalah memilah siapa yang harus dikirimi data dan siapa yang tidak lagi menjadi anggota pelanggan. Semua ini dikerjakan melalui program komputer. Jadi harus diingat, bukan operator yang mengirim data ke satu demi satu pelanggan. Kalo ini terjadi, tangan operator itu bisa kriting :)

Salah satu kesulitan CP adalah peran bemper yang harus disandangnya. Jika konsumen menemui masalah, baik teknis atau bukan, maka CP yang akan diserangnya. Padahal urusan teknis pengiriman data ke ponsel konsumen juga terkait dengan vendor. Biasanya, masalah muncul pada hari libur karena teknisi atau programmer di kantor vendor sangat terbatas.

Namun untuk kasus sedot pulsa, tak pelak lagi kesalahan ada di pihak CP. Entah disengaja atau tidak. Gambaran perbedaan peran antara CP dengan vendor bisa dilihat di bawah ini.

* CP memilah dan mengelola nomor pelanggan yang masih aktif dan tidak aktif
* CP menyediakan data layanan (berita, skor, humor, ramalan, chatting, dsb-nya) untuk nomor yang masih aktif (menjadi paket data siap antar)
* Vendor memastikan paket data bisa terkirim (vendor sebagai jembatan antara CP dengan konsumen dalam hal data layanan).


Pada akhirnya, untuk menghindari kerugian di depan, konsumen sendiri yang harus pintar menyikapinya. Mas Puji sudah mengatakan itu dalam postingnya. CP yang baik biasanya memiliki departemen Costumer Service yang bisa diakses kapan saja. Jika dalam sebuah iklan SMS premium, tak tercantum hal itu, rekomendasinya cuma satu : tinggalkan!

Satu lagi, anda harus teliti dengan nomor akses. Jika anda mengirim SMS ke nomor ABCD, maka balasan yang datang juga akan berasal dari nomor tersebut. Jika bukan, anda patut mempertanyakannya. Selain itu, anda juga harus mengetahui dengan benar kata kunci yang tersedia. Jika salah, maka biaya sms tetap akan dihitung dan anda tak mendapat balasan sesuai harapan, kecuali tulisan "Keyword yang anda kirim salah. Silahkan lakukan kembali dengan keyword yang tersedia."

Tidak ada komentar:

ormas

nasiode