fakta dan analisa

coba lihat bagaimana fakta dilapangan dan laporan yang sampai tuk dianalisa bagaimana follow up nya...

Senin, 09 Agustus 2010

Selamat Berpuasa

Ramadhan di Agustus 2010

Suatu kebetulan mungkin, bulan puasa kali ini berjumpa dengan hari kemerdekaan RI , 17 Agustus. Suatu hal yang sepele tetapi kalau dilihat dari nilai historisnya ada suatu yang patut kita renungkan.
Kemerdekaan bangsa adalah awal titik tolak suatu negri menjadi bangsa yang bermartabat. Dengan kemerdekaan negri itu berhak mengatur urusan dalam negrinya sendiri, walau pada kenyataannya masih banyak negara yang sudah merdeka tapi suka diperbudak oleh penjajah.
Apakah negara kita sudah merdeka? Katanya sih sudah. Tapi masih banyak belenggu yang merantai kemerdekaan anak negri ini. Belenggu kemiskinan dan kebodohan adalah diantara contohnya. Bahkan boleh kita lihat di depan istana saja masih banyak orang yang kurang sejahtera mengais rejeki mengumpulkan sampah atau yang tidur kedingininan dengan perut kosong.
Kesetiakawan dan toleransi yang didengungkan sudah sekian lama seolah lenyap ditelan asap kendaraan ibu kota.
Dan yang lebih penting lagi diri kita. Apakah kita sudah merdeka dalam makna yang seutuhnya. Masihkah kekhilafan atau bahkan kebodohan masih saja menjadi pakaian kita sehari-hari.
Hawa nafsu dan sifat-sifat syaitoniah dan hewaniah masihkah lebih utama dari pada sikap positif. Apakah kita masih diperbudak oleh keinginan-keinginan yang sebenarnya tidak penting-penting amat. Masihkah kita lebih mendahulukan hal-hal yang mubazir dari pada yang bernilai amaliah.
Ramadhan bagi pemeluk agama islam adalah bulan penuh berkah. Bulan tempat menuai pahala. Bulan yang amalan baik mendapat imbalan yang berlipat ganda. Bulan yang indah dengan merdunya suara orang-orang yang bertadarus dimalam harinya.
Tetapi sayang, tidak semua orang yang terpanggil untuk lebih memaknainya. Malah sebaliknya masih saja ada yang menyia-nyiakannya. Walau notabenenya ia beridentitas di KTP Islam.
Disisi lain umat agama lain dengan gencar menarik atau merekrut masuk ke agamanya baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
Beberapa hari yang lalu di Bandung saya dapat laporan dari saksi mata yang mengatakan bahwa ada sebuah kampung di daerah Cianjur yang sebelumnya dikenal sebagai wilayah muslim yang cukup kuat kini sudah berpindah agama.
Dengan apa? Dengan jalur ekonomi. Lucu memang, disaat orang pintar masuk agama ini (profesor dan saintis) , eh orang susah (maaf ; bodoh?) malah keluar dari agama ini.
Sekarang coba adakan polling; muallaf orang bodoh atau orang pintar? dan orang yang murtad juga apakah orang yang bodoh atau pintar? Biar lah bukti yang bicara.
Akhirnya kita berpuasa atau tidak, tentu saja saya lebih memilih puasa apapun hambatan dan halangannya. Karena itu keyakinan saya, semoga juga keyakinan anda. Selamat Berpuasa , Selamat Mengendalikan Amarah dan Hawa Nafsu lainnya! (haris 10/8/10)

Tidak ada komentar:

ormas

nasiode